Studi Eksperimental tentang Pengaruh Sudut Putar terhadap Gaya Angkat untuk Berbagai Sudut Potong pada Bola
Peningkatan Unjuk Kerja Desain Flexible Shield untuk Pompa Sabun Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Pada percobaan sesungguhnya, agar flexible shield dapat kembali ke posisi semula, keadaan tersebut digambarkan dengan tidak adanya nilai minimum turning point pada grafik gaya sebagai fungsi perpindahan (force against displacement graph). Pada simulasi dengan menggunakan metode elemen hingga (ANSYS 5.7), kondisi tersebut diilustrasikan dengan grafik gaya sebagai fungsi perpindahan, sama seperti pada percobaan sesungguhnya. Minimum turning point pada force against displacement graph ini menggambarkan mekanisme penguncian yang menyebabkan flexible shield tidak dapat kembali ke posisi semula setelah terjadinya deformasi 9 mm. Untuk meniadakan pengaruh mekanisme penguncian selama proses deformasi, maka pada force against displacement graph haruslah tidak terdapat minimum turning point.
Kombinasi material dan geometri adalah dua faktor yang sangat berpengaruh pada performansi desain flexible shield yang baru. Dengan menggunakan analisa dari Metode Elemen Hingga, dapat diketahui force against displacement graph dari setiap desain baru yang akan dibuat, sehingga dapat diketahui performansi dari setiap desain yang ada. Pada akhirnya desain baru dapat diketahui unjuk kerjanya dengan posisi minimum turning point 11 mm (melebihi dengan kebutuhan desain yang ditentukan).
PENGENDALIAN KECEPATAN PUTAR MOTOR INDUKSI 1 PHASA (TURNING SPEED CONTROLLING OF 1 PHASA INDUCTION MOTOR)
Bengkel Mesin
1. Mesin Bubut Konvensional
Mesin bubut panjang dari 750 mm. sampai 1500 mm dengan keakuratan 0,01 mm.
2. Mesin Frais
Mesin Frais Universal Hoizontal dan Vertical panjang dari 400 mm sampai 800 mm. Spindle Noze ISO 40 dengan keakuratan 0.05 mm.
3.
Mesin Sekrap
Mesin sekrap lengan kuat panjang langkah 400 mm dengan panjang langkah menyilang 350 mm.
4.
Mesin Hobbing
Mesin Hobbing dengan kapasitas diameter 370 mm dan modul M4 serta tinggi senter 235 mm.
5.
Mesin EDM (Electric Distcharge Machine)
Mesin EDM model YH 120 dengan ukuran meja 400 x 600 mm dan maksimum distance 430 mm.
6. Mesin Gerinda Datar
Mesin gerinda datar (Surface Griding Machine) ukuran meja 360 x 600 mm dengan keakuratan pemakaian 0.00 25 mm.
7. Mesin Gerinda Universal (Universal Cylinder Grinder)
Mesin gerinda silinder dengan kapasitas panjang 500 mm dan keakuratan 0,005 mm dapat digunakan untuk penggerindaan.
8. Mesin Gerinda Asah Universal (Universal Tool and Cutter Grinder)
Mesin gerinda asah universal dapat digunakan untuk mengasah hampir semua jenis pisau frais (milling cutter) dan pisau profil lainnya.
9. Mesin Grafir
Mesin grafir ukuran maksimum sumbu X = 80 mm sumbu Y = 220 mm dengan rasio 1:2 sampai 1:8.
Turning : Engine Lathe
Turning is another of the basic machining processes. Information in this section is organized according to the subcategory links in the menu bar to the left.
Turning produces solids of revolution which can be tightly toleranced because of the specialized nature of the operation. Turning is performed on a machine called a lathe in which the tool is stationary and the part is rotated. The figure below illustrates an engine lathe. Lathes are designed solely for turning operations, so that precise control of the cutting results in tight tolerances. The work piece is mounted on the chuck, which rotates relative to the stationary tool.
Turning refers to cutting as shown below.
The term "facing" is used to describe removal of material from the flat end of a cylindrical part, as shown below. Facing is often used to improve the finish of surfaces that have been parted.